Sunday, November 16, 2014

Tak pernah bersatu tetapi kemudian berpisah

Setiap yang datang dan memberi perhatian, cepat ataupun lambat akan membentuk rasa. Setiap yang menunggu namun yang ditunggu tak kunjung datang, pasti terasa sakit. Soal hati, siapa yang tau(?) berkata iya padahal tidak. Tidak padahal iya. Rumit. Ketika mencintai tapibyang dicinta malah menjatuhkan hatinya pada orang lain, pasti terasa sakit. Ketika terus menunggu tapi begitu ia menunggu, tetap hal yang terjadi, pasti terasa lebih sakit. Entah mengapa, mungkin Tuhan memang punya rencana tersendiri. Terbukti, cepat atau lambat. Perlahan tapi pasti. Rasa sakit tersebut akan berbalik datang pada yang pernah memberi sakit walau tanpa sengaja.

Ketika dua insan yang mungkin sebenarnya saling mencintai namun tak bersatu. Ketika mereka sempat dipertemukan dalam jalinan rasa sayang namun tanpa status. Ketika kemudian mereka berpisah tanpa adanya kata "putus".
Hanya mereka yang lebih tau. Lagi-lagi mungkin itulah yang disebut sebagai "Cinta tak harus memiliki". Tapi yang mereka rasakan itu ; cinta, tanpa status, tak pernah saling memiliki, ehh ujung-ujungnya sakit juga.

Ketika mereka dipertemukan dengan cinta namun tanpa status, kemudian mereka juga terpisahkan tanpa kata berpisah. Ketika mereka saling mencintai namun mereka saling menjalin cinta dengan yang lain. Tak pernah bersatu karena cinta. Tetapi kemudian secara tidak langsung, mereka berpisah pula akibat cinta.

Saat berujung pada satu insan yang merasakan kesedihan. Sedang pihak lain telah berbahagia dengan cintanya yang baru (cinta yang sesungguhnya (cinta dengan status(cinta lalu bersatu))). Bukan cinta palsu (cinta tapi tak pernah bersatu(tak pernah bersatu(berpisah tanpa pernah menyatu))).

Tuhan memang lebih tau. Yang cinta belum tentu dapat bersatu. Tak bersatupun ternyata dapat saling merasakan perpisahan. 
Tidak pernah bersatu namun berpisah mungkin menjadi sesuatu maksud tersendiri yang Tuhan lakukan untuk mereka.

Tapi kita tetap tidak mengerti, mengapa harus ada rasa namun tak dapat bersatu. Kenapa harus ada perhatian kalau selanjutnya ia harus merasakan pengabaian. Lalu haruskah selanjutnya pengabaian tersebut berujung pada perpisahan yang sebenarnya?

Sunday, November 2, 2014

Teater juga Mendidik

Sekolah emang penting. Gak salah juga mereka yang bilang sekolah itu dunia pendidikan yang adalah sumber ilmu. Tapi siapa bilang ilmu atau pendidikan cuma bisa kita dapetin di sekolah? Banyak orang yang bilang, "kalo mau pinter, ya sekolah." Menurut gua, mau dibilang pernyataan itu salah juga engga, dibilang bener juga belom tentu. Kalo kita mau pinter, bukan cuma sekolah yang jadi tujuan kita, bukan cuma rajin masuk sekolah dan gak madol pelajaran supaya pinter. Banyak hal lain yang bisa kita lakuin. Pinter bukan cuma ketika kalian rajin baca buku pelajaran sekolah dan dengerin guru nerangin di depan kelas. Pinter itu soal keinginan. Selain sekolah, kita juga harus cari metode lain sebagai acuan kita untuk belajar.

Sebagian anak jaman sekarang bahkan orang tua kita sendiripun, kemungkinan gak tau gimana caranya mendapat pendidikan selain di sekolah dan kursus segala macem pelajaran yang bikin otak ngebul. Nah, hidup kita ini digambarin kaya teater. Ceritanya kita ini lakon dalam kehidupan sehari-hari kita. TEATER itu adalah kehidupan manusia yang sebenarnya. Tinggal kita memainkan peran kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan di bumi ini. Teater itu sifatnya mendidik. Mendidik agar kita berani tampil di depan umum, mendidik agat kita menjadi pribadi yang mandiri, gak lemah, dan bisa berguna bagi orang lain. Kenapa bisa dikatakan seperti itu? Jelas bisa. Teater itu kegiatan seni.  Kegiatan seni bisa memberi dampak utama dan dampak penyerta bagi penggiatnya. Dampak utama dari
belajar teater adalah bisa memerankan tokoh yang dilakoni dengan baik. Sedangkan dampak penyertanya adalah menjadi percaya diri, berani mengekspresikan diri, dll. Teater mengarahkan anggotanya untuk berlatih konsentrasi,
vokal, imajinasi, mental, emosi,
penghayatan, blocking , dll.

Untuk apa sih semua latihan
itu dilakuin di teater? Selain untuk
keberhasilan utama teater, yaitu kesuksesan pementasan dimana anggota teater dapat memerankan lakonnya dengan baik, semua itu bermanfaat juga agar anggota
teater punya keberanian dan semangat untuk berekspresi di depan umum, memiliki keterampilan
berdialog dengan baik dan jelas, dapat mengutarakan pikiran dan perasaan secara spontan, dapat bekerjasama satu sama lain, menumbuhkan rasa percaya diri,toleransi, dan saling
menghargai,  menumbuhkan sikap kepemimpinan,
memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya dan
berolah seni, serta kepekaan
artistik sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa.

Teater itu suatu kesenian yang dihadirkan lewat adegan-adegan yang dilakukan oleh pemain di atas
pentas. Adegan-adegan yang
dihadirkan tentu bukan adegan yang asal-asalan, akan tetapi semua itu tergantung dari jalan cerita yang ada
dalam naskah dan intruksi dari sutradara. Dari sebuah pementasan teater, penonton bisa mendapatkan hiburan melalui cerita yang di
sampaikan oleh para pemain. Hiburan yang di hadirkan oleh para pemain berupa emosi-emosi yang menggambarkan suatu cerita, dan hal tersebutlah yang bisa membuat penonton menikmati bahkan ikut larut dalam suasana cerita.
Teater itu penting. Seringkali orang
menyepelekan kegiatan teater, padahal teater sangat berguna sebagai kegiatan pembelajaran di luar sekolah.

Siapa lagi yang mau mempertahankan, menjaga, dan mengembangkan kegiatan teater kalo bukan kita (generasi muda) yang harus aktif ?