Setiap yang datang dan memberi perhatian, cepat ataupun lambat akan membentuk rasa. Setiap yang menunggu namun yang ditunggu tak kunjung datang, pasti terasa sakit. Soal hati, siapa yang tau(?) berkata iya padahal tidak. Tidak padahal iya. Rumit. Ketika mencintai tapibyang dicinta malah menjatuhkan hatinya pada orang lain, pasti terasa sakit. Ketika terus menunggu tapi begitu ia menunggu, tetap hal yang terjadi, pasti terasa lebih sakit. Entah mengapa, mungkin Tuhan memang punya rencana tersendiri. Terbukti, cepat atau lambat. Perlahan tapi pasti. Rasa sakit tersebut akan berbalik datang pada yang pernah memberi sakit walau tanpa sengaja.
Ketika dua insan yang mungkin sebenarnya saling mencintai namun tak bersatu. Ketika mereka sempat dipertemukan dalam jalinan rasa sayang namun tanpa status. Ketika kemudian mereka berpisah tanpa adanya kata "putus".
Hanya mereka yang lebih tau. Lagi-lagi mungkin itulah yang disebut sebagai "Cinta tak harus memiliki". Tapi yang mereka rasakan itu ; cinta, tanpa status, tak pernah saling memiliki, ehh ujung-ujungnya sakit juga.
Hanya mereka yang lebih tau. Lagi-lagi mungkin itulah yang disebut sebagai "Cinta tak harus memiliki". Tapi yang mereka rasakan itu ; cinta, tanpa status, tak pernah saling memiliki, ehh ujung-ujungnya sakit juga.
Ketika mereka dipertemukan dengan cinta namun tanpa status, kemudian mereka juga terpisahkan tanpa kata berpisah. Ketika mereka saling mencintai namun mereka saling menjalin cinta dengan yang lain. Tak pernah bersatu karena cinta. Tetapi kemudian secara tidak langsung, mereka berpisah pula akibat cinta.
Saat berujung pada satu insan yang merasakan kesedihan. Sedang pihak lain telah berbahagia dengan cintanya yang baru (cinta yang sesungguhnya (cinta dengan status(cinta lalu bersatu))). Bukan cinta palsu (cinta tapi tak pernah bersatu(tak pernah bersatu(berpisah tanpa pernah menyatu))).
Tuhan memang lebih tau. Yang cinta belum tentu dapat bersatu. Tak bersatupun ternyata dapat saling merasakan perpisahan.
Tidak pernah bersatu namun berpisah mungkin menjadi sesuatu maksud tersendiri yang Tuhan lakukan untuk mereka.
Tidak pernah bersatu namun berpisah mungkin menjadi sesuatu maksud tersendiri yang Tuhan lakukan untuk mereka.
Tapi kita tetap tidak mengerti, mengapa harus ada rasa namun tak dapat bersatu. Kenapa harus ada perhatian kalau selanjutnya ia harus merasakan pengabaian. Lalu haruskah selanjutnya pengabaian tersebut berujung pada perpisahan yang sebenarnya?
No comments:
Post a Comment