Menunggu malam yang semakin senyap
Kepada angin yang berlalu lalang dalam malam,
Dan kepada langit luas dengan awan tebal yang jarang,
Juga kepada burung yang beterbangan diantara sepi
Diketinggian ia merenung
Ia berbagi rasa
Hati bergejolak tak karuan
Jantungpun berdetak semakin cepat
Kegelisahan tak lagi dapat dipendam
Dan kesedihan pula tak lagi dapat ditahan
Ia terdiam
Termenung
Lalu bercerita
KepadaNya yang berada lebih tinggi dari dimana ia berada
Tentang keluarga, sahabat,
tentang hati, perasaan, dan tentangnya
Diantara angin yang berbisik,
Dalam dingin yang menusuk tulang,
Air matanya jatuh. Deras.
Ia terus bercerita dalam diam
Sesekali ia mengusap air mata yang membasahi pipi
Ia menarik nafas,
Perlahan membuka mata
Matanya masih berkaca-kaca
Sesekali, air matanya jatuh lagi
Sambil memandang langit luas yang kosong
Ia menaruh harapan
Agar nanti ia tetap dapat tersenyum
Walau hati sedang tak bersahabat
Hingga suatu saat semua tak dapat dibendung lagi,
Maka ia akan kembali bercerita
Dari ketinggian, kepada yang maha tinggi
No comments:
Post a Comment