Friday, March 9, 2018

JAUH

Sepi yang membuat ia jadi jauh
Ego yang menciptakan batas diantara seseorang
Jangan salahkan. Begitulah nyatanya
Tujuan yang akan membedakan manusia satu dengan yang lainnya


Khayal akan terus ada pada nyamannya
Mimpi akan menetap pada omong kosong yang indah
Tapi rasa akan peka, menafsirkan segala hal yang ada
Meski ia tak terucapkan oleh kata





Wednesday, September 20, 2017

Kosong

Selalu ada waktu yang meminta untuk dilalui
Selalu ada tempat yang ingin untuk kita disinggahi
Selalu ada cara untuk menciptakan sebuah senyum
Namun ada peduli yang kadang tak sanggup ku penuhi

Lihat kuas yang menari pada canvas itu
Terlukis sesuatu pada sebuah kekosongan
Mereka satu kesatuan yang saling melengkapi
Bersama untuk saling mengisi

Lihat penghapus yang menghilangkan goresan pensil
Terhapuslah kesalahan yang telah tercoreng
Mereka sepasang yang saling menopang
Ia menggoreskan sesuatu, 
Kemudian menghapusnya untuk menghilangkan ketidaksempurnaan

Sampai pada ketika, dimana itu tak lagi berlaku
Hingga peduli hilang dan menjadi kosong

Bukalah celah kecil agar ia masuk,
Mencoba memahami hati yang risau untuk meredamnya. Bersama.
Agar semua dapat kembali
Pada waktu yang biasa...

Tuesday, March 21, 2017

Dalam Diam

Bagaimana nasib pagi yang ditinggalkan awan cerah?
Bagaimana kabar bintang yang meninggalkan malam?
Tak lagi mesra bukan?

Ditinggalkan maupun meninggalkan itu perihal perasaan
Kehilangan harusnya tak membuatmu mati dalam hampa

Walau terang berganti gelap
Meski matahari digantikan bulan
Sekalipun kicau burung pergi pada sunyi yang menyekap
Dan kalaupun cerah berujung mendung
Tetaplah pada kamu yang dapat dicintai,
Dalam diam...

Dingin

Rahasia tetap diam
Tinggal disana dan diam membisu
Ia bersembunyi dibalik senyum
Aku melihatnya
Berpapasan dengan dingin
Di tengah hujan yang mulai jatuh

Kini tak ada bintang
Hanya terlihat remang malam yang sendu
Bersama rintik hujan
Hingga dingin jadi beku
Malam itu jadi saksi bisu
Bersama hujan yang selalu ingin menemani

Rasa tak lagi terasa
Luka tertinggal diantara senyum yang memudar
Ada yang mati!



Friday, March 10, 2017

Sunyi

Dari ketinggian yang sunyi sejak senja
Menunggu malam yang semakin senyap
Kepada angin yang berlalu lalang dalam malam,
Dan kepada langit luas dengan awan tebal yang jarang,
Juga kepada burung yang beterbangan diantara sepi
Diketinggian ia merenung
Ia berbagi rasa
Hati bergejolak tak karuan
Jantungpun berdetak semakin cepat
Kegelisahan tak lagi dapat dipendam
Dan kesedihan pula tak lagi dapat ditahan

Ia terdiam
Termenung
Lalu bercerita
KepadaNya yang berada lebih tinggi dari dimana ia berada
Tentang keluarga, sahabat,
tentang hati, perasaan, dan tentangnya

Diantara angin yang berbisik,
Dalam dingin yang menusuk tulang,
Air matanya jatuh. Deras.
Ia terus bercerita dalam diam
Sesekali ia mengusap air mata yang membasahi pipi

Ia menarik nafas,
Perlahan membuka mata
Matanya masih berkaca-kaca
Sesekali, air matanya jatuh lagi
Sambil memandang langit luas yang kosong
Ia menaruh harapan
Agar nanti ia tetap dapat tersenyum
Walau hati sedang tak bersahabat
Hingga suatu saat semua tak dapat dibendung lagi,
Maka ia akan kembali bercerita
Dari ketinggian, kepada yang maha tinggi

Sunday, October 30, 2016

Akankah (?)

Malam itu jadi saksinya. Aku sempat berharap waktu membawa keberanian bagi kita berdua. Namun aku hanya dapat melirik malu tanpa sepatah katapun. Mata enggan menatap. Kita sama-sama diam... membisu dalam sejuta kata yang menggumpal di otak. Pertanyaan bermunculan dalam pikiran tapi mulut seakan terkunci.

Malam makin larut, ternyata waktu mulai mendatangkan sedikit keberanian. Sepatah kata terucap dari mulutku, dan kau menjawab ragu namun sigap. Kemudian kita kembali ditemani keheningan yang begitu menyergap. Jantung berdebar dan kau tetap membelai keheningan dengan caramu sendiri. Hingga ia membuat hati ini hanyut perlahan. Menghapus rasa curiga dan mengusap rasa kantuk yang begitu mengusik. 

Kita tetap berdua diantara kata yang tak terucap. Namun ia berhasil memeluk hati yang hampir menjamur. Membiarkan mereka yang menatap resah. Melawan lelah dan bersiaga untuk menjaga. Menyentuh hati dengan lembut. Bersama sebentuk animo dahsyat yang ia tunjukan. Bagai jemari yang mengusap halus setiap helai rambut, ia pun mengusap keresahan yang tersembunyi dibalik kebisuan di ujung malam menuju pagi. Hatimu runtuh dan membuatku terjatuh.

Akankah kita menemukan kesempatan lain dimana kata-kata yang membendung di pikiran dapat mendobrak bibir yang terkunci? Atau tak akan temukan jawaban hingga cinta ini kadaluarsa?

Thursday, October 27, 2016

Tanda Tanya

Terekam memori disaat kita saling menatap polos
Awalnya kita tak saling mengenal 
Bermodalkan senyum tipis berharap dapat mencairkan suasana
Cerminan bisu dari kasih yang mungkin terjadi
Sepetik kata yang terucap, memulai cerita kala itu
Menyentuh halusnya percakapan singkat
Terselip perhatian yang tiba-tiba muncul
Jawaban lugu melanjutkan kedekatan
Menciptakan imaji dahsyat yang meruntuhkan keasingan diri
Membentuk ruang gelisah dalam pikiran
Membisikkan hati supaya bertahan
Menggoda perasaan yang dulu terabaikan


Waktu singkat membentuk celah asmara 
Entah bagaimana lanjutan asmara yang bercelah
Akankah teka-teki cinta yang tak terjawab tetap akan menjadi dongeng indah yang tercipta di kemudian hari?



Cinta ini seperti retorika hati
Bias di mata, nyata di jiwa
Kamu ragu untuk datang
Padahal aku menemukan cintaku
Ternyata,
Salah pengertian menyebabkan hati terusik 
Persepsi berlebihan menimbulkan kesalahpahaman
Satu hati berkata "ya," 
Namun yang lain menyaut "tidak" secara semu

Ruang rindu tersentuh dalam peristiwa lalu
Dimana kamu seperti menginsyaratkan kasih
Namun kasih tak kunjung menghampiri
Tanda baca atas kata yang ku terjemahkan
Mengartikan kekeliruan yang fatal