Tuesday, April 29, 2014

Aku Kangen Kita Yang Dulu


Dapatkah waktu diputar kembali ke masa lalu? Masa disaat aku dan kamu adalah “kita”. Dapatkah kau ingat perjuangan kita dulu? Lalu sekarang bagaimana? Apakah perjuangan itu masih ada dan terasa diantara kita? Apakah kehidupan kita sekarang ini adalah hasil perjuangan kita? Atau, apakah perjuangan kita dulu itu masih berarti hingga sekarang?

Apakah perjuangan kita sekarang ini sehebat saat kita mulai saling mencintai dulu? Apakah sehebat saat kita menahan malu untuk saling berpandangan? Apakah sehebat saat kita saling menahan rasa rindu yang membendung ketika kita jarang bertemu? Apakah sehebat saat kita menahan rasa kangen yang meminta untuk bertemu? Apakah sehebat saat kita menahan amarah ketika kita saling cemburu? Apakah waktu itu memang adalah kita? Kita dalam arti aku dan kamu sama-sama berjuang?

Waktu itu, aku dan kamu masih saling malu untuk bertemu. Aku dan kamu masih saling ragu untuk berpandangan. Aku dan kamu masih takut untuk memulai pembicaraan. Satu tahun lalu kita masih saling malu untuk berbicara, bahkan untuk sekedar “hay” pun seperti terbendung untuk terucapkan. Aku masih ingat ketika aku mampu memberanikan diri dengan memandangmu meski dari kejauhan. Tawamu membuat bibirku terjhipnotis untuk tersenyum. Aku sempat ingin menghabiskan waktu bersamamu, disampingmu, dalam waktu yang tak singkat. Namun apa daya, perasaan ini begitu adanya dengan dibubuhi rasa malu yang sungguh menyengat. Begitu aku ingin berada disampingmu, berada bersamamu dalam perasaan yang saling tak menentu itu.

Ingatkah? Saat salah satu dari kita mampu memberanikan diri untuk menyapa dan memulai pembicaraan, namun bukannya obrolan manis yang terjalin, malah hanyut dalam kesunyian dan seketika terdiam dalam keraguan masing-masing. Saat aku menatapmu dari sudut jendela kelasku, saat kita saling pandang waktu berpapasan di koridor kelas, saat kita saling bicara, saat kita akhirnya dapat hayut dalam candaan yang dapat kita ciptakan sendiri. kenangan itulah yang selalu berlari-lari mengitari ingatanku. Aku kangen kita yang dulu.

Ketika aku sedang rindunya, aku hanya dapat membaca percakapan  kita setiap malam, betapa hadir kelucuan disana, betapa disana terdapat keromantisan, betapa disana mulai terjali nya hubungan yang semakin lama semakin tak dapat terpisahkan. Saat kita tak lagi mampu untuk menahan rasa kangen dengan bertemu. Saat kita tak lagi mampu menahan bibir untuk mengungkapkan perasaan sayang itu. Saat aku dan kamu akhirnya selalu bersama. Saat aku dan kamu tak lagi dapat terpisahkan dalam waktu yang panjang. Bahkan saat aku dan kamu harus berpisah dalam bercakapan karena waktu yang mulai larutpun, aku tak bisa. Entah mengapa rasa itu begitu kuat adanya. Aku tak lagi mampu berjauhan denganmu, aku hanya ingin terus berdampingan denganmu melalui waktu yang akan indah jika kita lewati berdua.

Aku pernah menangis saat kau begitu cemburunya denganku, saat kau sepertinya tak ingin ada satu orangpun mendekati raga ini, saat ketakutanmu meguasai hatimu. Begitulah aku yang hanya dapat meyakinkanmu dengan kata-kata yang mungkin hanya apa adanya ini agar kau dapat percaya bahwa seorang yang kucintai hanyalah dirimu. Bahwa aku tak’kan berpaling kepada siapapun karna yang ku inginkan hanyalah dirimu untuk selalu berada disampingku. Namun saat ini, ketakutanmu itu seperti tak lagi dapat kau rasakan. Tak ada lagi rasa takut yang kau sampaikan padaku seperti kala itu. Tak ada lagi rasa cemburu yang tercipta ketika kau melihatku dengan yang lain. Semua memang telah berbeda. Bahwa perjuangan kita dulu kini hanya menjadi serpihan rindu yang sewaktu-waktu dapat kurasakan dalam kesendirianku.

Kamu yang dulu ku kenal sebagai seseorang yang selalu berusaha untuk mengabariku meski kau sedang sibuk-sibuknya, kamu yang dulu selalu mengatakan aku adalah istimewa dalam pandanganmu, yang dulu selalu mengucapkan kata-kata cinta dari bibirmu itu, yang dulu selalu memiki suatu hal untuk menjadi pemanis dalam hubungan kita ternyata kini tak lagi ada. Aku sadar bahwa semua itu adalah perjuangan kita sesaat saat kita pernah saling mencintai, saat kita selalu menginginkan kebersamaan.


Aku kangen kita yang dulu. Namun, aku segera tersadar dalam lamunanku karena aku tak ingin seseorang yang pernah kucintai terlalu jauh melangkah sehingga ia lupa bahwasannya semua ini telah kita lewati dan semua kebersamaan kita itu hanyalah angina semu yang sebaiknya tak lagi kita rasakan. Karena itu akan terasa begitu sakit. Aku hanya ingin kau menjadi seseorang yang merupakan lelaki sejati yang dapat memperlihatkan kepadaku bahwa kau akan lebih baik meski tanpa raga ini. 

Sunday, April 27, 2014

Saat engkau pergi

Walau aku tegar
Aku tak pernah menyangka akan begini
Dan saat engkau tak disisiku lagi
Baru kurasakan arti kehilangan

Saat itu terjadi, baru ku ketahui,
Ternyata aku bukan wanita yang tegar sepenuhnya
Hati ini juga dapat merasa kehilangan
Kehilangan yang berujung kepahitan
Yang memberikan luka
Yang menyisakan kesedihan
Yang menuangkan tetes air mata yang begitu banyak

Ingin ku bicara hasrat ingin mengungkapkan
Masih pantaskah ku bersamamu tuk lalui hitam putih hidup ini
Saat engkau pergi tak kau bawa hati
Dan tak ada lagi yang tersisa

Tidak semuanya akan baik-baik saja
Kini baru kusadari semua
Bahwa kau sempat mencuri hatiku
Bahwa kau sempat membawaku berada dalam tempat yang teristimewa
Lalu sekejap kau jatuhkanku ke dalam celah yang tak lagi mau kau salami

Tatapan mata itu,
Tatapan yang kini sangat takut untuk ku pandang
Tatapan yang seakan adalah pandangan rasa benci
Tatapan yang tak lagi peduli
Tatapan yang dingin

Tak ada lagikah tatapan manis yang kau beri padaku?
Tak mungkinkah kau berikanku senyum indahmu?
Tak dapatkah lagi ku mendengar suaramu?
Tak dapat lagikah kita hanyut dalam obrolan singkat kita?
Ahh.. mungkin itu hanya khayalku saja
Ku mengerti, bahwa memang bahagia hanya sementara

Saat engkau pergi,
Bahagiaku berubah menjadi kesedihan
Seyumku berubah menjadi kemurungan
Tawaku menjelma menjadi tangisan
Dan hatiku… terasa begitu miris

Saturday, April 26, 2014

Cinta tak berbalas

Ku tau dia pasti mengetahuinya
Betapa hatiku hancur
Hancur yang dikarenakan olehnya

Ingat bunga indah yang kau berikan padaku?
Sekarang entah perginya kemana
Kini kupahami bahwa bunga memang tak selalu indah

Mawar… Mawar itu cantik jika dilihat dengan sekilas mata saja
Ku akui aku memang menyukai mawar
Namun aku juga sadar bahwa mawar itu berduri
Mawar itu tak selalu indah
Mawar dapat menyebabkan luka jika durinya mengenai bagian tubuh kita
Begitu juga denganmu
Yang menyisakan luka mendalam di hati ini

Bunga.. tolong beritahu aku apa yang mengganggumu
Sehingga aku dapat mempertahankan diri ini agar kemudian tetap terjaga
Aku tak ingin terjadi sesuatu juga denganku
Sesuatu yang membuatku sakit
Aku hanya ingin menjaga hati ini,
Agar dapat terhindar dari kerapuhan, 
Sama denganmu yang selalu ingin terlihat indah dengan kelopakmu

Tapi aku terlambat untuk mengetahui apa yang mengganggumu
Sehingga aku pula tak dapat membendung keberanian untuk melawan kepedihan itu
Aku sakit… aku sakit hati
Dia yang sempat terbangkan aku ke awan
Malah jatuhkanku ke dasar jurang
Sakit, perih, kelam, hancur, entah rasa ini begitu…. Begitu remuk

Aku masih tak mengerti
Saat dia berikanku mimpi yang begitu indah
Namun kenyataannya tak seindah mimpi tersebut

Akupun sadar bahwa cinta ini tak berbalas
Sakit memang, tapi apa yang dapat dilakukan seorang yang telah rapuh ini?

Thursday, April 24, 2014

Dimanakah gerangan kau berada?

Adakah wanita yang setia menunggu seorang pria yang belum tentu mencintainya?
Adakah wanita yang menanti seorang pria yang belum tentu memikirkannya?
Adakah wanita yang rela mendapatkan sebuah ketidakpastian dari seseorang yang benar-benar dicintainya?

Heiii… lelaki yang entah kenapa sangat kucintai, kenapa kamu begini?
Kenapa kamu begitu mementingkan duniamu sendiri?
Kenapa kamu tak memperdulikanku?
Kenapa kamu mencampakkanku?
Apa kamu masih belum sadar bahwa aku memang benar mencintaimu?
Atau, memang kau sudah mengetahuinya namun sengaja untuk mengabaikanku?
Apakah taka da sedikit celahpun yang memang dapat kutempati?
Apakah kau telah mencintai wanita lain?

Aku ingin kembali merasakan manisnya hidup bersama kau lagi, lelaki yang kucintai
Sehingga begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam pemikiranku, sayang
Pula muncul rasa curiga padamu, sayang
Salahkah?
Salahkah diri ini menaruh curiga terhadapmu?

Aku ini kini mulai lelah, sayang
Aku lelah menunggu
Aku lelah berlari menanti
Aku telah lelah berlari mengejar  ketidakpastian itu

Heiii… lelaki yang masih saja selalu terbayang dalam otak ini
Dimanakah gerangan kau berada?
Kemanakah kau pergi?
Aku disini menunggu kabarmu

Ku coba menunggu, tak ada satupun kabar darimu
Ku coba menghubungimu, tak ada satupun yang kau gubris
Ku coba mencarimu, begitu pula aku tetap tak menemukanmu

Sebenarnya kau ini pergi kemana?
Apakah kau memang sengaja meninggalkanku tanpa satu kabarpun ?
Lihat, sayang, aku disini, aku disini dengan segala kerapuhanku
Aku disini dengan segala kesedihanku
Aku disini dengan segala keraguanku
Aku disini dengan segala kebimbanganku

Sayang, dapatkah kau kembali padaku?
Dapatkah kau kembali mengisi hatiku yang mulai rapuh ini?
Dapatkah kau memberiku sdedikit jawaban yang nantinya akan ku pahami?
Dapatkah kau memberiku sedikit isyarat jika memang kau ingin meninggalkanku?
Jika kau berpikir tak ingin memberiku jawaban atas sikapmu selama ini, kau jelas salah, sayang
Kalau kau tak ingin menyakiti hatiku, Kau benar-benar bodoh, sayang
Dengan sikapmu yang seperti ini, justri hati ini sangat sakit
Tolong… tolong berikanku jawaban atas semua pertanyaanku ini, sayang
Aku tetap akan setia menantimu sebelum kau memberikan jawaban itu
Aku yakin penantianku akan memberikanku sebuah jawaban
Sekalipun jawaban yang membuatku akan lebih rapuh dari sebelumnya
Aku sungguh tak apa, sayang


Untukmu yang kini entah dimana,
Yang selalu kucintai bagaimanapun keadaannya,



Wednesday, April 23, 2014

Cinta berubah

Cinta berubah tak lagi indah
Kini yang ada rindu, rindu menjelma mulai terasa resah
Saat kita harus berpisah

Pedih luka di hati, sedih sendiri
Jiwaku menangis, jatuh air mataku

Bahkan kaki yang melangkah kini tak lagi sama
Nafas asmara itu seakan menjadi hampa
Saat kita harus kecewa

Kini ku sedang diserang rasa yang tak bisa ku hindari
Kata orang itu namanya galau
Seakan waktu yang berputar sedang salah
Rasa itu berkecamuk dalam hati,
Seakan membuatku tak mampu berdiri tegar
Terasa sepi ketika ku menahan tangis,
Miris seperti menemaniku

Aku seperti ingin kembali pada kisah kita dulu
Saat  kita saling pandang
Saat kita punya rasa bahagia
Saat kita jalani hidup bersama
Saat kita saling melengkapi satu dengan yang lain
Ketika semua berjalan dengan begitu indah,

Tanpa air mata…

Tuesday, April 22, 2014

Biar

Biar…
Aku tak peduli tentang apa yang kau pikirkan untukku
Aku tak peduli apa yang kaupikirikan tentang masa lalu kita
Yang hanya ku peduli sebenarnya adalah kebahagiaanmu
Aku tak ingin kau terus hanyut dalam kebohongan yang semakin lama makin memuncak
Aku hanya tak mau kau menjadi egois terhadap keinginanmu sendiri

Ingat saat kau bohong padaku?
Aku tau apa keinginanmu saat itu
Yang kau inginkan adalah terus bersamaku bukan?
Keinginanku sebelumnya adalah juga terus bersamamu, sayang
Tapi apakah kau tak berpikir dengan baik tentang suatu hubungan?

Hubungan yang baik adalah ketika satu sama lain saling jujur
Dimana taka da kebohongan diantara kita
Dimana semua berjalan dengan begitu tulus

Aku tak menyalahkanmu
Karena memang bukan Cuma kamu yang salah
Aku juga pernah salah
Aku juga pernah berbohong
Pula aku pernah mengabaikan sesuatu yang mungkin akan menjadi  indah untukku, juga untukmu

Tapi dengan begitu,
Aku menjadi sadar bahwa aku tak ingin larut dalam kebohonganku sendiri
Aku hanya ingin kita menjadi masing-masing pribadi yang dapat jujur terhadap diri kita sendiri

Aku juga tak membencimu
Aku memutuskan meninggalkanmu karena aku tak ingin hanyut dalam kebohongan
Aku tak mau kau terus datang dengan kepastian yang sebenarnya tabu

Aku ingin kau menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Aku  ingin kau menjadi lelaki yang tulus
Aku ingin kau menjadi pria setia
Setia dalam kejujuran, dan setia dalam ketulusan

Tolong…
Tolong jangan berpikir bahwa aku menyalahkanmu
Aku tak bermaksud seperti itu
Ya… sekarang aku mengerti
Bahwa semua ini memang adalah salahku bukan?
Semua yang terjadi adalah akibat perbuatanku bukan?
Ya.. aku menyadarinya
Maafkan aku…

Kau tak mau memaafkanku?
Maafku ini hanya berarti awal sebuah jalinan hubungan baru yang mungkin bisa jadi lebih baik lagi
Tak apa…
Yang perlu kau tau adalah ketika aku dan kamu pernah menjadi kita

Karena setiap orang yang berpasangan akan bahagia jika bersama
Lalu menghalalkan segala cara untuk terus bersama

Kemudian jika kita sekarang telah tak bersama,
Apakah kita harus berjauhan?
Apakah kita harus bermusuhan?
Apakah kita mesti saling membenci?
Apakah kita harus seperti sosok yang tak mengenal satu dengan yang lainnya?
Apakah kita masih layak menyalahkan satu sama lain?
Maafkan aku atas perkataanku yang mungkin pernah menyinggungmu


Untuk yang menganggap dirinya sebagai sosok yang bersalah padaku,

Yang berpikir bahwa aku selalu menyalahkannya

Mungkin Hanya Aku

Aku memang bukan perempuan tegar
Aku hanya sempat mencoba kebahagiaan yang kemudian berubah menjadi kerapuhan
                           
Bahagia memang sementara
Ketika bahagia berputar menjadi sakit,
Kenapa begitu?
Ketika kau meninggalkanku,
Apa kau tak memikirkan perasaanku?
Apakah kau tau bahwa aku mengalami kesedihan yang mendalam?

Mungkin dulu hanya aku yang selalu ada disampingmu saat kau terjatuh
Mungkin dulu hanya aku yang setia bersamamu meski kau campakkan
Mungkin dulu hanya akau yang tulus mencintaimu walau kau sepertinya tak berbalik rasa padaku
Mungkin hanya aku yang rela kau tinggalkan namun masih setia mengasihi
Coba pikir, mungkin memang cuma aku yang mau bertahan denganmu
Bertahan walau sakit, Bertahan meski perih
Terus bertahan dengan sebuah ketidakpastian

Wanita mana yang rela menunggu jawaban dari sebuah ketidakpastian?
Wanita mana yang mau bertahan pada rasa sakit?
Wanita mana yang ingin merasakan bahagia namun selalu kerapuhan yang selalu didapat?
Mungkin hanya aku…

Tapi satu yang ku tau…
Bahwa dalam hidup pasti akan ada yang datang dan pergi
Memberi cinta atau menebus luka
Namun bukankah Tuhan selalu punya rencana?
Setelah hujan pasti datang pelangi
Setelah luka pasti ada bahagia
Dalam penantian pasti akan ada yang datang

Semua indah pada waktunya
Jika kau mau menunggu, berusaha, dan berdoa

Ya. Mungkin memang Cuma aku yang rela bertahan dalam penantian panjang
Tapi yang ku yakini…
Bahwa aku akan bahagia nantinya
Bahwa aku akan berhenti menanti dan mendapatkan kebahagiaan
Bahwa setiap menunggu, nantinya akan datang seseorang yang akan menemani
Bahwa setiap penantian, nantinya akan terjawab
Bahwa setiap luka, akan terjadi pada yang memberi luka itu sendiri

Menjadi perindu yang berbeda dengan yang lainnya...

Apa yang kita inginkan?
Memaksakan cinta meski kita tau bahwa kita ini berbeda?

Apakah Tuhan marah denganku?
Aku mencintai seseorang yang tempat ibadahnya berbeda denganku
Aku merindukan seseorang yang kitab suci nya tak sama dengan yang ku baca
Aku mencintai seseorang yang berbeda dalam segala hal denganku

Aku menatap matamu seperti sudah tak ada cinta disana
Aku menggenggam jemarimu 
Seakan perasaanmu tak lagi sama dengan yang aku rasakan

Pernah pula ku rasakan rasa cinta itu
Walau kini perlahan hilang,
Karena suatu kebohongan yang memaksaku untuk mengakhiri semuanya
Dan kini kurasakan kesedihan yang terdalam

Dan satu yang ku percaya....
Cinta tak harus memiliki
Meski kau hidup dengan yang lain
Sementara aku hanya bisa berdiri disini 
Melihatmu bahagia dengan yang lain

Pertemuan kita di masa lalu itu adalah rencana Tuhan yang tak ku mengerti
Bahkan kini aku takut menatap mataku
Karena di mata itu terdapat dunia yang takut ku selami
Aku takut merasakan cinta itu kembali
Takut dengan segala ketidakpastian yang dihasilkan dari cinta
Tapi, aku akan berani ketika Tuhan telah memberikan waktu itu
Waktu dimana aku dapat kembali menyelami dunia yang penuh dengan ketidakpastian

Jodoh akan bertemu setelah aku lelah menunggu
Setelah aku lelah mencari
Setelah aku lelah berlari
Jika memang cinta tak harus memiliki
Biarkan aku bahagia dan merindukanmu dari sini
Biarkan aku merindukanmu dengan khayalanku ini
Biarkan aku hayut dalam kenangan manis yang seharusnya tak lagi ku ingat
Walu dari sini aku hanya kenal air mata

Jika Tuhan ingin kau jadi pendampingku
Maka kita akan menyatu kembali. Percayalah.


Dari sini aku akan menjadi perindu yang berbeda dengan yang lainnya...


Aku pergi...

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan
Cepat atau lambat, kata-kata tersebut akan terjadi pada siapapun,
Termasuk aku

Tentu ada air mata
Tentu ada duka
Tentu ada luka
Tentu ada rintihan

Tapi aku percaya bahwa semua ini akan terlewati
Bahwa semua akan kembali baik-baik saja


Aku hanya manusia biasa
Yang punya rasa rindu yang amat dalam
Aku rindu menjadi diriku sendiri
Aku yang utuh,
Aku yg ku inginkan,
Aku yang bahagia,
Aku yang selalu tersenyum,
Aku yang tanpa air mata

Memang kini semua tak lagi sama
Tapi percayalah ini yang terbaik,
Terbaik bagiku, dan terbaik pula untukmu

Jangan ada benci diantara kita
Kita telah dewasa
Dewasa berarti siap melepaskan dan merelakan

Kita masih bisa bertemu dalam nyata ataupun doa
Kita masih bisa bersama dalam khayal maupun mimpi
Kita masih bisa saling membahagiakan dalam tawa, semanis dulu

Ini bukan kepergianku
Inzinkan aku yang hanya ingin meraih tujuan

Jangan khawair,
Hanya raga kita yang terpisah
Tapi hati ini masih saling berkaitan
Perasaan ini masih saling memiliki
Jiwa ini masih terasa utuh bersamamu

Tubuhku memang tak lagi didekatmu
Tapi tolong simpan aku dalam hati dan ingatanmu

Aku pergi...

Aku hanya tak ingin perbedaan ini jadi bumerang untuk kita

Sunday, April 20, 2014

Untuk kamu yang dulu katanya mencintaiku

Dari beberapa kalimat dalam lagu yang pernah ku dapat dari seseorang yang pernah pula menjadi yang istimewa dalam hidupku, aku menjadi sadar bahwa apa yang pernah jadi milik kita, apa yang pernah ada dalam hidup kita, dan apa yang sempat mengisi ruang dalam hati kita itu tidak akan selamanya dan hanya bersifat “sementara”.

Perasaan bahagia, riang, penuh canda, tawa, pada akhirnya hanya menjadi bayang yang terus tertinggal dalam kalbu.  Bahwa sebuah kata “terlambat” yang hanya akan membuat kita menyesal. Bahwa apa yang sempat kita miliki itu membuat kita rindu. Bahwa apa yang sempat kita cintai hanya menyisakan luka.

“Cinta kini kau dimana” Cinta yang dulu sempat bersamamu kini tak lagi ada bersamamu bukan? Ya. Karena dulu kamu menyia-nyiakan itu semua. Dalam otakmu mungkin hanya terbayang bagaimana caranya agar aku tetap ada bersamamu dan menikmati waktu yang dapat membuatmu bahagia meski dalam kebohongan.

“Apakah kau baik saja” Masih ingin menanyakan kabarku? Apakah ada gunanya bagi hidupmu? Sepertinya itu tak penting

“Sayang kau ajarkan cinta waktu ku takut mencoba” mungkin saat aku mulai menyayangimu dan begitu pula sebaliknya, kamu merasa bahwa diri ini memberikan rasa yang sempat ingin kau rasakan bersama orang lain namun kau baru berani mencoba saat denganku. Mungkin menurut orang lain itu sangat berarti, namun bagiku tidak. Karena apa ? karena kamu malah membuang begitu banyak kenangan manis yang sempat terlewatkan.

“Kau bawa lagi senyum dan tawa” mungkin saat kau sedang sedih-sedihnya, tiba-tiba aku hadir dalam hidupmu ya? Aku jadi sedikit senang karena kamu berpikir bahwa akulah pembawa bahagiamu. Tapi kini aku seperti menyesal karena sempat menjadi pembawa bahgiamu itu. Karena apa yang pernah ku berikan padamu seperti sia-sia. Seperti saat kau telah bersamanya, mungkin dia yang telah menggantikan posisi “pembawa bahagiamu” itu.

“Ingin memelukmu namun aku tau engkau kini jauh” Nahh!! Itu dia yang namanya “terlambat”. Kamu baru sadar? Ya namanya penyesalan emang selalu dating terlambat mas. Kalo ga terlambat bukan penyesalan namanya.

Ingatlah sayang, bahwa apa yang kini kamu miliki, apa yang kamu sayangi, apa yang kamu cintai, akan hilang begitu saja jika kamu tidak menjaganya dengan baik. Jika kamu ingin terus bersamanya namun diliputi dengan kebohongan, yakinlah bahwa dia akan meninggalkanmu begitu saja.

Untuk kamu yang dulu katanya mencintaiku,
Yang berbohong karena tak ingin kehilanganku
Dari perempuan yang sempat mengisi harimu,
Yang katamu selalu membuatmu cemburu

Rindu Kamu

Dikala malam sunyi
Ku terdiam manis tanpa sepatah kata
Dan disaat itupun,
Ingatanku kembali ke masa lalu
Memoriku tertuju padamu

Dimana semua berjalan begitu indah

Aku tak tau apa yang ku rasa
Rasa ini sungguh tak menentu
Tetes air mata ini,
Tetes air mata ini ikut tak tertahan
Karena saat ini ku rindu...
Ku rindu kata sayangmu untukku

Ingatkah kamu dulu?

Cuma aku yang kau bilang manis

Kamu yang dulu pernah hadir dalam hidupku

Kamu yang selalu buatku bahagia
Tapi kini hanya bayangmu yang tertinggal dalam ingatan ini