Walau aku tegar
Aku tak pernah menyangka akan begini
Dan saat engkau tak disisiku lagi
Baru kurasakan arti kehilangan
Saat itu terjadi, baru ku ketahui,
Ternyata aku bukan wanita yang tegar sepenuhnya
Hati ini juga dapat merasa kehilangan
Kehilangan yang berujung kepahitan
Yang memberikan luka
Yang menyisakan kesedihan
Yang menuangkan tetes air mata yang begitu banyak
Ingin ku bicara hasrat ingin mengungkapkan
Masih pantaskah ku bersamamu tuk lalui hitam putih hidup ini
Saat engkau pergi tak kau bawa hati
Dan tak ada lagi yang tersisa
Tidak semuanya akan baik-baik saja
Kini baru kusadari semua
Bahwa kau sempat mencuri hatiku
Bahwa kau sempat membawaku berada dalam tempat yang
teristimewa
Lalu sekejap kau jatuhkanku ke dalam celah yang tak lagi mau
kau salami
Tatapan mata itu,
Tatapan yang kini sangat takut untuk ku pandang
Tatapan yang seakan adalah pandangan rasa benci
Tatapan yang tak lagi peduli
Tatapan yang dingin
Tak ada lagikah tatapan manis yang kau beri padaku?
Tak mungkinkah kau berikanku senyum indahmu?
Tak dapatkah lagi ku mendengar suaramu?
Tak dapat lagikah kita hanyut dalam obrolan singkat kita?
Ahh.. mungkin itu hanya khayalku saja
Ku mengerti, bahwa memang bahagia hanya sementara
Saat engkau pergi,
Bahagiaku berubah menjadi kesedihan
Seyumku berubah menjadi kemurungan
Tawaku menjelma menjadi tangisan
Dan hatiku… terasa begitu miris
No comments:
Post a Comment